Pojok NTB – Psikolog klinis Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mutiara Sukma, Hellen, mengungkapkan bahwa kasus gangguan kesehatan mental pada anak dan remaja di Nusa Tenggara Barat (NTB) terus meningkat, terutama akibat maraknya kasus cyberbullying dan kekerasan seksual daring.
“Banyak sekali pasien anak dan remaja datang dengan masalah seperti pemerasan seksual, sexting, dan grooming secara online. Hal ini menyebabkan mereka mengalami depresi berat,” ungkap Hellen.
Ia menambahkan, fenomena menyayat tubuh sendiri atau yang dikenal dengan istilah barcode juga semakin banyak ditemukan di kalangan remaja NTB. Tindakan ini dilakukan sebagai bentuk pelampiasan rasa sakit emosional yang tak tertahankan.
“Remaja kita banyak yang melakukan penyakitan diri sendiri. Ini adalah sinyal bahaya. Banyak dari mereka adalah korban trauma psikis yang tidak pernah disembuhkan sejak kecil,” jelasnya.
Menurut Hellen, pengasuhan yang tepat sangat penting untuk mencegah dampak psikologis jangka panjang. Ia juga menyoroti bahwa sebagian pelaku kekerasan saat ini adalah korban di masa lalu yang tidak pernah mendapatkan penanganan secara psikologis.
Untuk menekan angka kasus dan mengurangi stigma terhadap gangguan mental, pihaknya telah melakukan sejumlah inisiatif. Salah satunya adalah menyediakan pojok healing di area Car Free Day (CFD) yang digelar setiap pekan sebagai ruang aman bagi masyarakat untuk berkonsultasi.
“Kami juga punya aplikasi LAPORBUDIR untuk tempat curhat dan pencegahan bunuh diri. Sejak Januari hingga April saja, sudah masuk sekitar 150 laporan,” ujar Hellen
Ia menegaskan pentingnya kehadiran psikolog di berbagai lembaga pendidikan dan layanan publik untuk memperkuat sistem dukungan bagi anak-anak dan remaja. “Tanpa dukungan psikis yang kuat, kita akan terus kehilangan generasi muda dalam senyap,” tutupnya.