Pojok NTB – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Nusa Tenggara Barat (NTB) terus menunjukkan perkembangan positif. Sejak diluncurkan pertama kali pada 13 Januari 2025, kini telah beroperasi 38 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di berbagai wilayah NTB, dari target 53 titik layanan.
“Per 13 Januari, dua SPPG telah beroperasi di Selaparang dan Kecamatan Sakra, Lombok Timur. Kemudian, 17 Februari bertambah menjadi 26 titik di Lombok dan Sumbawa. Pada 14 April, dua titik di Dompu menyusul, dan sejak 19 April hingga sekarang, bertambah lagi dua titik,” jelas Kepala Regional SPPG NTB, Eko Prasetyo, Senin (2/6/2025).
Setiap SPPG ditargetkan dapat melayani 3.000–4.000 penerima manfaat, dengan total sasaran program MBG di NTB mencapai 153.000 orang. Program ini menyasar kelompok prioritas, yaitu ibu hamil (bumil), ibu menyusui (busui), dan balita (3B). Pemerintah menargetkan 10% dari seluruh penerima manfaat MBG berasal dari kelompok 3B.
“Artinya, dari setiap 4.000 penerima, minimal 400 orang harus berasal dari golongan bumil, busui, dan balita. Ini penting karena NTB masih memiliki prevalensi stunting yang tinggi, yakni 29,8%,” tegas Eko.
SPPG NTB juga telah menggelar pelatihan food handler bagi para relawan untuk memastikan keamanan dan kebersihan (hygiene) makanan yang disajikan. Pelatihan ini dilakukan bersama Dinas Kesehatan dan BPOM, mengingat NTB masuk dalam wilayah kerja regional 3 bersama Bali dan NTT.
Eko menegaskan, kolaborasi dengan Dinas Kesehatan dan BKKBN sangat dibutuhkan untuk mendorong keberhasilan program, khususnya menjangkau golongan 3B yang menjadi prioritas MBG.
“Kami harap semua pihak mendukung agar program MBG berjalan dengan baik dan mampu menekan angka stunting di NTB,” pungkasnya.