Loyalis Prabowo Kritik Gubernur Iqbal: Pariwisata NTB Masih Jalan di Tempat

Bendahara Umum Pusat Garuda Emas, Randy Bugis Petta Lolo Daeng Ningae atau yang lebih dikenal dengan nama Madam Bonita
Bendahara Umum Pusat Garuda Emas, Randy Bugis Petta Lolo Daeng Ningae atau yang lebih dikenal dengan nama Madam Bonita

Pojok NTB – Menjelang 100 hari kerja Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal, kritik tajam datang dari Bendahara Umum Pusat Garuda Emas, Randy Bugis Petta Lolo Daeng Ningae atau yang lebih dikenal dengan nama Madam Bonita.

Tokoh nasional yang juga loyalis Presiden Prabowo Subianto ini menilai bahwa kinerja Gubernur Iqbal, khususnya di sektor pariwisata, masih tergolong lamban dan belum menunjukkan gebrakan berarti.

“Jujur kita katakan, program-programnya belum jelas. Khususnya di sektor pariwisata. Saya melihat ini agak lamban ya,” ujar Madam Bonita kepada awak media di Mataram, Selasa (20/5/2025).

Menurutnya, NTB memiliki potensi besar di bidang pariwisata, namun hingga kini belum dimaksimalkan secara optimal. Konsep halal tourism, kekayaan budaya, serta posisi strategis NTB seharusnya menjadi daya tarik utama untuk mendongkrak kunjungan wisatawan.

Meski NTB kerap menjadi tuan rumah event internasional seperti MotoGP di Mandalika, namun hal itu belum diimbangi dengan strategi pariwisata yang jelas. Ia menyebut, saat ini NTB belum memiliki branding yang kuat, dan belum mampu menciptakan ekosistem pariwisata yang solid.

“Bicara pariwisata bukan sekadar datang tamu, jemput, terus antar. Tapi lebih kompleks ketimbang itu. Kita harus mampu merangkul semua elemen masyarakat agar bersatu membangun NTB,” tegasnya.

Madam Bonita juga menyoroti masalah hospitality dan keamanan bagi wisatawan. Menurutnya, pelayanan yang ramah dan aman harus menjadi tanggung jawab bersama, mulai dari pemerintah daerah, desa, hingga pelaku industri pariwisata.

Satu lagi hal yang tak luput dari kritiknya adalah mahalnya biaya akomodasi menuju NTB. Ia mempertanyakan janji Gubernur Iqbal yang akan menambah rute penerbangan menuju Lombok, namun hingga kini belum terealisasi.

“Kita menyambut baik rencana peningkatan jumlah traffic penerbangan yang dijanjikan Gubernur. Tapi sampai sekarang kok belum ada realisasi. Lebih murah terbang ke Malaysia atau Singapura dibanding ke NTB. Bahkan dari NTB ke Bali pun mahal,” ucapnya.

Penambahan rute penerbangan, menurut Madam Bonita, akan berdampak langsung pada penurunan harga tiket dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk bepergian, serta mendorong sektor pariwisata lebih maju.

“Kebijakan cepat, efektif, dan efisien sangat dibutuhkan. Pemerintah harus bergerak cepat dan adaptif dalam melihat peluang. Jangan hanya seremonial, tapi realisasi konkret,”tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *