Inovasi “SI JAMET” SDN 26 Mataram Mendorong Literasi dan Kebiasaan Sehat Sejak Dini

Pojok NTB – SDN 26 Mataram meluncurkan inovasi pendidikan bernama “SI JAMET” (Singkatan dari Literasi Jajanan dan Minuman Sehat) sebagai respons terhadap tingginya kasus penyakit yang berkaitan dengan gaya hidup tidak sehat di kalangan anak-anak, khususnya di Nusa Tenggara Barat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan literasi peserta didik mengenai jajanan dan minuman sehat, serta menumbuhkan kebiasaan makan yang lebih baik sejak usia dini.

Kesehatan anak-anak di Provinsi NTB menjadi perhatian serius. Salah satu pemicunya adalah gaya hidup yang kurang baik, termasuk kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula dan garam, minimnya asupan air putih, serta kurangnya aktivitas fisik atau olahraga. Observasi yang dilakukan di SDN 26 Mataram juga menemukan bahwa banyak peserta didik gemar mengonsumsi jajanan tinggi gula atau garam serta minuman berwarna hampir setiap hari—kebiasaan yang dinilai kurang baik bagi kesehatan.

Fenomena rendahnya kesadaran anak terhadap pola makan sehat diperparah oleh kurangnya literasi peserta didik terhadap jajanan dan minuman sehat, serta minimnya edukasi mendalam dari guru mengenai dampak dan komposisi bahan berbahaya dalam makanan. Menanggapi hal ini, Uswatun Hasanah, seorang guru di SDN 26 Mataram, berinisiatif menciptakan program SI JAMET (Literasi Jajanan dan Minuman Sehat). Inisiatif ini sejalan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 tentang peningkatan derajat kesehatan masyarakat, serta Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 4 Tahun 2018 tentang Sistem Inovasi Daerah.

Implementasi SI JAMET dilakukan melalui beberapa tahapan: persiapan, pelaksanaan, refleksi, dan evaluasi. Pada tahap persiapan, guru berdiskusi dengan kepala sekolah untuk menyusun agenda mingguan, lalu mensosialisasikan program kepada peserta didik. Pelaksanaan inti SI JAMET berlangsung setiap hari Rabu pagi, bertepatan dengan kegiatan literasi sekolah.

Inovasi ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk secara aktif menemukan sendiri dampak dari bahan makanan yang mereka konsumsi. Sebagai contoh, pada minggu pertama, siswa diminta membawa kemasan jajanan atau minuman favorit mereka, lalu membaca dan menuliskan komposisi bahan yang tertera. Mereka kemudian mencari tahu arti bahan-bahan yang tidak dipahami, sekaligus mempelajari dampak kesehatannya jika dikonsumsi secara berlebihan.

Pada minggu kedua dan ketiga, hasil temuan dipresentasikan di depan kelas. Sementara itu, pada minggu keempat, siswa diminta menuangkan hasil pembelajaran mereka dalam bentuk tulisan atau karya visual menggunakan aplikasi Canva. Karya-karya ini bahkan akan dicetak menjadi buku dan digunakan sebagai media edukasi dalam pameran makanan sehat untuk siswa dari kelas lain.

Salah satu contoh kegiatan nyata adalah analisis terhadap minuman berwarna. Dari analisis tersebut, siswa menemukan bahwa kandungan seperti aspartam dan siklamat, jika dikonsumsi berlebihan, dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, mulai dari kerusakan ginjal, otak, obesitas, hingga risiko kanker kandung kemih.

Program SI JAMET memberikan beragam manfaat. Bagi peserta didik, program ini menumbuhkan budaya memilih jajanan dan minuman sehat, mengurangi konsumsi makanan tidak sehat, meningkatkan konsumsi air putih, serta mendorong kebiasaan membawa bekal dari rumah. Bagi sekolah, program ini mendukung visi sekolah serta Gerakan Sekolah Sehat. Sementara itu, orang tua merasa lebih tenang karena anak-anak mereka mulai meninggalkan kebiasaan mengonsumsi jajanan sembarangan.

Sebelum hadirnya program SI JAMET, peserta didik cenderung lebih sering mengonsumsi jajanan dan minuman tidak sehat. Namun setelah program ini berjalan, terjadi perubahan positif: peserta didik menjadi lebih selektif, lebih sering membawa bekal dari rumah, serta lebih banyak mengonsumsi air putih. Dengan demikian, SI JAMET telah berhasil mendorong peningkatan literasi gizi dan menciptakan perubahan kebiasaan yang positif menuju generasi yang lebih sehat.