DPMPTSP NTB Akui Promosi Investasi Terkendala Anggaran, Usulkan Ada Business Forum Daerah

Pojok NTB — Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi NTB, Irnadi Kusuma, mengungkapkan bahwa kendala anggaran masih menjadi hambatan utama dalam upaya pemerintah daerah memperluas jejaring investasi, baik di tingkat nasional maupun internasional.

“Kita diminta mengundang investor dan mengikuti berbagai forum, termasuk internasional. Tapi kita ini terkendala anggaran. Tidak disuapi dengan anggaran,” kata Irnadi dalam pertemuan di Mataram, Kamis.

Ia menambahkan, proses menyampaikan persoalan anggaran sering kali menjadi dilema bagi dinas. “Kalau kami yang menyampaikan, itu rasanya kurang enak,” ujarnya.

Minim Anggaran, Minim Gerak: NTB Terlewat Kesempatan Besar

Irnadi menyoroti bahwa banyak daerah lain berani mengirim perwakilan ke forum-forum global seperti World Economic Forum di Davos, Swiss, bahkan membawa produk unggulan mereka.

Ia mencontohkan Makassar dan beberapa daerah di Kalimantan yang rutin hadir dan pulang dengan MOU dan peluang investasi nyata.

“NTB ini sebenarnya punya peluang besar. Bali saja ikut ke Davos. Kenapa DPMPTSP kita tidak bisa ke sana?” tegasnya.

Menurut Irnadi, kehadiran pada forum internasional bukan sekadar pameran, tetapi tempat bertemunya para pebisnis besar dan calon investor. “Bahkan daerah lain sampai membawa kopi mereka untuk dipromosikan langsung,” ujarnya.

Kurang Kolaborasi: ‘Kita Ini Terlalu Menunggu, Jarang Jemput Bola’

Irnadi juga mengakui bahwa dinas selama ini lebih banyak menunggu pelaku usaha datang daripada proaktif membangun jejaring.

“Jangankan keluar daerah. Dengan Kadin NTB saja, pertemuan itu jarang terdengar,” katanya.

Padahal, menurutnya, Kadin memiliki jaringan luas yang bisa mempercepat arus informasi investasi. “Kalau mereka tahu perizinan dipermudah untuk pabrik pakan, misalnya, itu bisa menyebar dari mulut ke mulut.”

Karena itu, ia mendorong agar komunikasi dengan Kadin, Bank Indonesia, dan pelaku usaha lokal diperkuat. “Mungkin langkah pertama kita duduk bersama dengan Kadin NTB dulu,” ujarnya.

Forum Bisnis: NTB Perlu Berani Tampil, Jangan Selalu Terlewat

Dalam pertemuan tersebut, Irnadi menekankan pentingnya NTB menyelenggarakan Business Forum sendiri—sebuah ruang pertemuan antara pemerintah, pelaku usaha, investor, dan media.

“Di Bali itu sering diadakan. NTT pun sudah. Tapi kenapa NTB tidak pernah?” katanya.

Menurutnya, forum seperti itu bahkan bisa diselenggarakan secara sederhana terlebih dahulu dalam bentuk Mini Business Forum atau Business Outlook 2025, bekerja sama dengan Kadin, NTB Kapital, dan pendanaan lainnya.

“Acara seperti itu berdampak besar. Banyak pejabat atau pelaku usaha yang tiba-tiba dapat peluang besar hanya karena hadir di forum bisnis,” jelasnya.

Belajar dari Daerah Lain: Branding Produk NTB Harus Diperbaiki

Irnadi juga menyinggung persoalan lama: banyak komoditas NTB diekspor melalui daerah lain, sehingga nama NTB tidak muncul dalam dokumen resmi ekspor.

“Jagung kita dibawa ke Surabaya, lalu diekspor dengan SKA Surabaya. Kopi kita dari Sembalun pun sering dianggap kopi Bali,” katanya.

Menurutnya, ini terjadi karena investor bertemu pemerintah daerah lain, bukan pemerintah NTB. Jika NTB lebih aktif hadir di forum nasional maupun internasional, label “produk NTB” akan lebih kuat.

Dorong Digitalisasi Promosi Investasi

Irnadi mengatakan bahwa DPMPTSP sedang memperkuat aspek digital dalam promosi investasi. Salah satunya memastikan data potensi investasi dapat diakses investor dari mana saja.

“Kita ingin semua digital. Tinggal klik, semua informasi investasi NTB terbuka, termasuk data per kabupaten-kota,” tegasnya.

Ia juga menyebut rencana menambahkan konten berbahasa Inggris dan materi promosi yang lebih rutin di media resmi dinas.

Akan Ada Mini Business Forum Akhir Tahun

Menutup penyampaiannya, Irnadi memastikan ada rencana kegiatan promosi investasi yang lebih konkret.

“Tahun ini akan ada kegiatan Mini Business Forum. Business Forum Outlook 2025. Itu dulu yang kita mulai,” katanya.

Ia berharap forum ini menjadi ruang awal memperkuat jejaring investasi dan menyatukan pemerintah, pelaku usaha, media, dan lembaga keuangan dalam satu platform.

“Terima kasih, ini masukan yang produktif dan masuk akal. Ini yang kita butuhkan,” ujarnya.