Pojok NTB – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Dr. Lalu Muhammad Iqbal menerima kunjungan dari International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) bersama Donor Advisory Group (DAG) di Mataram, Kamis (16/10). Kunjungan ini merupakan bagian dari evaluasi rutin terhadap efektivitas bantuan yang diberikan kepada Palang Merah Indonesia (PMI).
“Hari ini kami menerima kunjungan dari IFRC dan Donor Advisory Group yang selama ini menjadi salah satu sumber donasi bagi PMI Indonesia, baik dalam bentuk dukungan keuangan, peningkatan kapasitas, maupun bantuan lainnya,” ujar Gubernur Iqbal.
Menurutnya, kunjungan ini bertujuan menilai sejauh mana bantuan yang diberikan efektif dan bermanfaat bagi peningkatan kapasitas mitigasi bencana di Indonesia, termasuk di NTB.
“Mereka datang untuk melihat apakah bantuan yang diberikan selama ini efektif atau tidak. Dan berdasarkan laporan Ketua PMI, bantuan tersebut sangat membantu meningkatkan efektivitas kita dalam mengurangi risiko dan mitigasi bencana,” jelasnya.
Iqbal menambahkan, kunjungan evaluasi semacam ini dilakukan setiap akhir tahun untuk menentukan alokasi anggaran bantuan berikutnya. “Setiap akhir tahun mereka melakukan pengecekan, dan ini menjadi dasar dalam menentukan budgeting ke depan,” katanya.
Ia juga menegaskan bahwa NTB termasuk daerah dengan risiko bencana tertinggi di Indonesia, mulai dari gunung meletus, gempa bumi, tsunami, hingga banjir. Karena itu, kerja sama dengan lembaga internasional sangat penting dalam memperkuat kesiapsiagaan dan ketahanan daerah.
Di sisi lain, Gubernur Iqbal menyebut kunjungan ini juga menjadi momentum untuk memperkenalkan potensi pariwisata NTB sekaligus program rehabilitasi lingkungan, khususnya mangrove di wilayah Sekotong, Lombok Barat.
“Kesempatan ini juga kami manfaatkan untuk mempromosikan pariwisata. Program rehabilitasi mangrove di Sekotong cukup banyak, baik dari pemerintah pusat maupun dukungan asing. Bahkan Uni Emirat Arab telah mengalokasikan 50 juta dolar AS untuk rehabilitasi mangrove di Indonesia,” ungkapnya.
Ia menambahkan, mangrove menjadi perhatian dunia karena memiliki peran besar dalam menyerap karbon dan menghasilkan oksigen. “Mangrove ini penyerap karbon terbesar dan penghasil oksigen terbanyak, jadi sangat relevan dengan pembahasan mengenai carbon credit,” pungkas Iqbal.













