Pojok NTB – Drama besar mewarnai balapan utama MotoGP Mandalika 2025 yang digelar di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika, Lombok, NTB, Minggu (5/10/2025).
Pembalap muda Spanyol Fermin Aldeguer tampil luar biasa dan sukses merebut kemenangan gemilang untuk tim BK8 Gresini Racing Ducati, di tengah kekacauan yang menimpa para bintang besar seperti Marc Marquez, Marco Bezzecchi, dan Francesco Bagnaia.
Aldeguer menyelesaikan 27 lap (116,127 km) dengan catatan waktu 41 menit 07,651 detik, unggul hampir tujuh detik dari Pedro Acosta (Red Bull KTM Factory Racing) di posisi kedua. Rekan setimnya, Alex Marquez, melengkapi podium setelah finis ketiga—membuat Gresini Racing meraih hasil sempurna di Mandalika.
Namun balapan ini tak lepas dari drama. Di lap pertama, Marc Marquez dan Marco Bezzecchi terjatuh nyaris bersamaan di tikungan awal. Keduanya terseret ke gravel dan tak mampu melanjutkan lomba. Race Direction langsung mencatat insiden tersebut untuk ditinjau setelah balapan berakhir.
Bezzecchi sebelumnya memulai balapan dari pole position dengan catatan waktu luar biasa 1 menit 28,832 detik, sementara Aldeguer mencatat lap tercepat balapan di angka 1 menit 30,499 detik pada lap ke-9.
Di pertengahan lomba, dominasi Aldeguer semakin terlihat setelah duel sengit dengan Acosta. Pembalap berusia 20 tahun itu menunjukkan ketenangan luar biasa, menjauh dari tekanan dan mempertahankan ritme hingga garis finis.
Di sisi lain, nasib buruk menimpa Francesco Bagnaia. Juara dunia Ducati Lenovo Team itu harus terjatuh di lap ke-7 dan gagal melanjutkan balapan, melengkapi daftar pembalap top yang tumbang di Mandalika.
Podium Aldeguer di Mandalika menjadi bukti kebangkitannya musim ini. Kemenangan ini juga memperkuat posisi Gresini Racing sebagai salah satu tim paling kompetitif di grid, terutama dengan dua pembalapnya yang berhasil finis di tiga besar.
Sementara itu, posisi empat besar dilengkapi oleh Brad Binder (Red Bull KTM) dan Luca Marini (Honda HRC) yang tampil konsisten sepanjang lomba.
Dengan kemenangan ini, Mandalika kembali membuktikan diri sebagai salah satu seri paling menegangkan di kalender MotoGP—di mana panasnya aspal Lombok sebanding dengan panasnya persaingan di lintasan.
