Pojok NTB – Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI), Dr. Zulkieflimansyah, menegaskan bahwa kunci utama perbaikan ekonomi Indonesia ada pada pembangunan industrialisasi yang serius dan masif. Hal ini ia sampaikan sebagai tanggapan terhadap kondisi ekonomi nasional yang dinilainya masih rapuh meski angka makro terlihat cukup baik.
“Ekonomi kita sekarang tidak sedang baik-baik saja. Angka makronya mungkin masih kelihatan baik, tetapi kondisi riil di masyarakat terasa sangat berat. Ini semua karena fondasi ekonomi kita sangat keropos, sehingga rentan terhadap gejolak eksternal,” ungkap Zulkieflimansyah.
Menurutnya, Indonesia tidak bisa memperbaiki ekonomi hanya dengan pendekatan biasa (business as usual). Diperlukan perubahan cara berpikir yang fundamental dengan memilih sektor yang tepat, terutama sektor yang memiliki konvergensi teknologi. Tanpa itu, kata dia, gejolak ekonomi global dapat membuat perekonomian Indonesia babak belur dan memicu ketidakstabilan politik akibat meningkatnya kemarahan masyarakat.
Zulkieflimansyah menekankan bahwa industrialisasi yang ia maksud tidak identik dengan hadirnya pabrik besar yang menyebabkan polusi dan urbanisasi. Industrialisasi menurut ilmu ekonomi adalah proses pendalaman struktur industri (structural deepening), termasuk keberanian masuk ke industri pengolahan dalam negeri, bukan sekadar mengekspor komoditas mentah.
“Industrialisasi berbeda dengan hilirisasi. Hilirisasi hanya bagian kecil dari industrialisasi. Hilirisasi dengan pilihan industri yang keliru tidak akan memperkuat basis industri kita,” jelas mantan Gubernur NTB tersebut.
Ia menambahkan, sejarah ekonomi negara-negara yang berhasil bermetamorfosis menjadi negara maju menunjukkan pola yang sama, yakni pembangunan industri permesinan (machine tools industry) yang kuat. Industri mesin perkakas ini disebutnya sebagai “Mother Machines” karena melahirkan mesin-mesin lain yang dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan.
“Kita sudah punya DANANTARA yang hebat. Jangan sampai investasi hanya diarahkan pada industri quick win saja. Jika ingin ekonomi kuat, DANANTARA harus berani investasi di machine tools industry, sebagai induk dari produktivitas kita,” tegasnya.
Zulkieflimansyah mengakui bahwa jalan menuju industrialisasi tidaklah mudah, bahkan bisa mengganggu pemain-pemain besar yang selama ini bergantung pada ekspor komoditas mentah. Namun, menurutnya, langkah berani harus segera diambil.
“Industrialisasi memang perjalanan panjang, berliku, dan mendaki. Tapi bukankah setiap perjalanan panjang selalu dimulai dengan keberanian melangkah pertama?” pungkasnya.