Berita  

Anggota Propam NTB Meninggal “Tak Wajar” Saat Dimandikan Keluar Darah dari Hidungnya

banner 120x600
banner 468x60

MATARAM – Kematian Anggota Propam Polda NTB, Brigadir Muhammad Nurhadi di Gili Trawangan pada Rabu, 16 April 2025 masih menyisakan tanda tanya. Kematian korban yang disebut karena tenggelam belum sepenuhnya diyakini orang-orang terdekat korban.

Tidak dilakukan otopsi membuat tabir kematian ayah dua anak ini menimbulkan pertanyaan. Ditambah lagi, bungkamnya Polda NTB semakin membuat tanda tanya.

banner 325x300

Brigadir Muhammad Nurhadi ditemukan tenggelam di kolam renang sebuah penginapan di Gili Trawangan.

Kades Gili Trawangan, Dana mengaku tidak tahu banyak tentang kematian korban.

“Saya tidak tahu infonya. Hanya dapat info kalau ada anggota polisi yang meninggal. Cuma itu,” ujarnya.

Dia merekomendasi media ini untuk menghubungi kepala dusun setempat, Husni untuk menggali informasi.

Namun saat dihubungi, Husni tidak merespon, bahkan untuk nama hotelnya pun media dan orang terdekat korban tidak tahu.

Salah seorang pemandi jenazah almarhum, Taufiq Mardanu menceritakan kejanggalan saat jenazah tiba di rumah duka.

Dia mengatakan ada luka memar di alas mata sebelah kanan korban. Luka tersebut mengeluarkan darah terus menerus, bahkan setelah dimandikan.

“Waktu datang kondisi mayatnya dingin. Datang hari Kamis (minggu lalu). Mata sebelah kanan luka pas di bawah alis mata. Kayak memar tapi terus keluar darah. Sampai habis dimandikan keluar darah,” ujarnya.

Selain itu, terdapat lebam di belakang leher jenazah.

“Belakang leher kayak memar,” ujarnya.

Banyak luka di bagian tubuh korban saat jenazah tersebut tiba, padahal jenazah belum diotopsi.

“Pinggang juga memar, sama jari-jari kakinya, punggung kaki luka sobek. Lututnya juga memar,” katanya.

Selain itu darah juga keluar dari hidung korban.

“Keluar darah dari hidungnya,” ujarnya.

Taufiq merupakan teman sekolah almarhum. Dia mengenal almarhum sebagai sosok yang baik. Sebagai ayah yang bertanggungjawab.

Almarhum memiliki dua anak yang masih kecil. Berusia satu bulan dan lima tahun.

“Waktu saya mandiin almarhum, anaknya yang paling besar digendong. Dia bilang ‘mau diapain ayah saya?’ saya jawab mau dimandiin. Dia nanya ‘terus mau diapain’, saya bilang dikubur. Dia nanya lagi kapan ayah bangun, langsung saya sedih dengar itu,” ujarnya.

Dia mengaku sekitar 6 sampai 7 orang yang memandikan jenazah, bertanya-tanya dengan kondisi almarhum.

Dari informasi beredar, korban sebelumnya bersama beberapa rekan polisi di Gili Trawangan. Awalnya korban bersantai di area tempat penginapan sekitar pukul 16.40 Wita. Korban kemudian mulai berenang sekitar pukul 17.00 Wita.

Tiba-tiba salah seorang rekannya melihat korban berada di dasar kolam saat memasuki area penginapan. Rekannya itu pun mengevakuasi korban ke pinggir kolam dan memanggil temannya.

Rekan korban ini yang menghubungi pihak penginapan untuk meminta bantuan. Pihak penginapan kemudian menghubungi tenaga medis di Gili Trawangan. Tenaga medis mencoba menyadarkan korban, namun korban tidak merespon. Dia kemudian dibawa ke klinik.

Tiba di klinik dilakukan pengecekan EKG, namun tenaga medis menyebut detak jantung korban sudah tidak terdeteksi. Akhirnya, sekitar pukul 22.14 Wita, dokter menyatakan Brigadir MN telah meninggal dunia.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *