Pojok NTB – Inggris dan Indonesia terus memperkuat kemitraan di bidang pembangunan berkelanjutan melalui kunjungan Will Hines, Direktur Pembangunan Kementerian Luar Negeri dan Pembangunan Inggris (FCDO), ke Jakarta dan Lombok pada Kamis, 13 November 2025.
Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari Dialog Pembangunan Inggris–Indonesia pertama yang digelar di Jakarta. Pertemuan tersebut menandai komitmen kedua negara dalam membangun kerja sama modern yang saling menguntungkan, dengan fokus pada investasi, inovasi, dan kepemimpinan lokal untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan.
Di Lombok, Will Hines bertemu dengan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Muhamad Iqbal, untuk membahas peran provinsi dalam perencanaan pembangunan rendah karbon melalui Low Carbon Development Initiative (LCDI). Program ini didukung oleh Pemerintah Inggris untuk membantu Indonesia mencapai target Net Zero Emission tahun 2060 serta mendukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.
Selain berdiskusi, Will Hines juga meninjau langsung proyek-proyek yang didukung Inggris di NTB, termasuk fasilitas mikrohidro di Bendungan Pandanduri, Lombok Timur. Proyek tersebut merupakan bagian dari program MENTARI (Kemitraan Energi Rendah Karbon Inggris–Indonesia) yang bekerja sama dengan PT SMI dan PT Brantas Energi. Program ini bertujuan memperluas akses energi bersih, menciptakan lapangan kerja hijau, serta menurunkan emisi karbon.
Hines juga mengunjungi program Blue Innovative Startup Acceleration Initiative (BISA) yang dijalankan di bawah Digital Access Programme (DAP) melalui UK–Indonesia Tech Hub. Salah satu proyek unggulannya, yang dipimpin oleh Aquabloom bersama Lombok Research Centre, mengembangkan bioteknologi rumput laut Sargassum — limbah laut — menjadi pupuk ramah lingkungan. Inovasi ini dinilai mampu memperkuat ekonomi biru sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian lokal.
“Peran Inggris adalah mendengarkan, belajar, dan bekerja sama dengan mitra kami. Indonesia menunjukkan kepemimpinan yang inspiratif dalam mewujudkan masa depan yang berkelanjutan dan inklusif,” ujar Will Hines.
“Apa yang saya lihat di Lombok menggambarkan kekuatan inovasi iklim dan aksi komunitas yang memberikan dampak nyata. Kerja sama seperti ini menjadi bukti bahwa pembangunan internasional modern bisa bersifat praktis sekaligus transformatif,” tambahnya.
Sementara itu, Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey, menegaskan bahwa kemitraan Inggris–Indonesia berlandaskan saling menghormati dan tujuan bersama.
“Dari energi bersih hingga inovasi digital, kerja sama pembangunan antara Inggris dan Indonesia membuka peluang baru untuk mempercepat transisi iklim dan energi. Ambisi iklim bukan beban bagi pertumbuhan, justru menjadi pendorong utama ekonomi masa depan,” ujarnya.
Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, menyambut baik kunjungan dan dukungan strategis Pemerintah Inggris.
“Kemitraan ini sejalan dengan Visi Hijau NTB dan komitmen kami menuju Net Zero Emission tahun 2060. NTB siap menjadi contoh nyata bagaimana inovasi daerah dapat mempercepat transformasi nasional menuju pembangunan hijau dan inklusif,” kata Iqbal.
Gubernur Iqbal juga menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam setiap proyek yang dijalankan.
“Kami berharap setiap inisiatif pembangunan melibatkan masyarakat sekitar, baik melalui koperasi maupun bentuk partisipasi lainnya. Kolaborasi seperti ini akan memastikan manfaatnya benar-benar dirasakan oleh rakyat,” tegasnya.
Melalui kunjungan ini, Inggris dan Indonesia menegaskan komitmen bersama untuk mempercepat transisi energi bersih, memperkuat ekonomi hijau, dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan bagi kedua negara.













