Pojok NTB – Gelaran MotoGP Mandalika pada 3–5 Oktober mendatang disebut sebagai bukti nyata bahwa Kawasan Mandalika telah menjadi destinasi wisata berkelas dunia. Namun, manfaat besar dari ajang internasional ini diharapkan tidak hanya berhenti di kawasan sirkuit, tetapi juga dirasakan masyarakat dan daerah.
“Kawasan Mandalika adalah episentrum baru pariwisata NTB. Ia harus semakin dirasakan kemanfaatannya oleh masyarakat dan daerah,” tegas Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik NTB, Yusron Hadi, dalam diskusi publik bertema pariwisata yang digelar Forum Wartawan Parlemen NTB di Hotel Lombok Garden, Selasa (23/9).
Yusron menekankan pentingnya memanfaatkan momentum kehadiran penonton MotoGP untuk mendorong perkembangan destinasi wisata lain di NTB.
“Kehadiran penonton sedapat mungkin diiringi wisata ke luar kawasan Mandalika agar destinasi lain juga menerima manfaat. Untuk menarik minat mereka, perlu treatment khusus: ciptakan daya tarik wisata, kembangkan aksesibilitas, lengkapi fasilitas, dan perkuat kolaborasi pentahelix,” ujarnya.
Agus Setiawan dari Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) menambahkan, hingga Juni 2025, pengembangan investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika telah mencapai Rp14,66 miliar dari target tahun ini sebesar Rp537 miliar.
Jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 1.555 orang dari target 5.940. Menurut Agus, sirkuit Mandalika memiliki potensi besar untuk menjadi pusat event sepanjang tahun.
“Masih banyak yang harus dibenahi dari persiapan penyelenggaraan MotoGP. Begitu pula penyelesaian isu strategis dalam pengembangan KEK Mandalika,” jelas Agus.
Beberapa isu penting yang harus diselesaikan meliputi percepatan investasi, pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar, insentif pajak, hingga penguatan fasilitas, keamanan, dan kenyamanan destinasi.
Sementara itu, Wakil Direktur Politeknik Pariwisata, Amirosa, menekankan pentingnya penguatan sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung pariwisata berkelas dunia.
Pihaknya tidak hanya menyiapkan tenaga kerja bersertifikat untuk memenuhi kebutuhan di KEK Mandalika tetapi juga melakukan pendampingan masyarakat dan penelitian potensi kepariwisataan.
“Wisata kelas dunia harus memenuhi standar global. Karena itu, kami mengajak semua pihak berkontribusi dalam menyiapkan SDM pariwisata yang andal,” ujarnya.
Diskusi yang turut dihadiri Dinas Pariwisata, pelaku usaha wisata seperti Asita dan PHRI, serta media massa ini menyoroti pariwisata yang selama ini menyumbang 23 persen pendapatan daerah NTB.
Para peserta sepakat bahwa ajang MotoGP Mandalika harus menjadi momentum untuk memperkuat citra NTB sebagai destinasi unggulan dan merumuskan strategi pembenahan pariwisata di masa depan