Dinsos NTB : Sekolah Rakyat Angkat Derajat, Bukan Label Miskin

Pojok NTB : Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB, Nunung Triningsih, menegaskan bahwa Sekolah Rakyat bukanlah sekolah untuk orang miskin, melainkan sekolah yang memberi penghargaan dan penghormatan kepada anak-anak dari latar belakang ekonomi sulit, tanpa memberi cap negatif.

“Memang betul mereka berasal dari keluarga miskin, bahkan dari kemiskinan ekstrem. Tapi jangan salah, ketika mereka meninjau asrama Sekolah Rakyat, banyak yang merasa terharu dan tersanjung karena fasilitasnya ternyata sangat layak, jauh dari bayangan akan tidur di lantai,” ungkap Nunung, Kamis.

Ia menambahkan, selama ini ada labelling keliru terhadap Sekolah Rakyat seolah-olah hanya untuk kaum miskin dan terpinggirkan. Padahal, fasilitas asrama dan kebutuhan dasar siswa seluruhnya dipenuhi oleh pemerintah, dan suasana belajar dirancang agar siswa merasa dihargai dan dihormati.

“Pendampingan psikologis juga menjadi catatan penting bagi kami, karena anak-anak ini datang dari latar belakang yang sangat beragam dan penuh tekanan, jadi mereka memang harus didampingi secara mental,” jelasnya.

Saat ini, ada empat Sekolah Rakyat di NTB yang sudah berjalan:

  • Tingkat SD di SKB Gunungsari dan BLK Lenek
  • Tingkat SMP di Sentraparamita
  • Tingkat SMA di Akper Lombok Timur

Nunung menyebutkan bahwa kehadiran Sekolah Rakyat bukan hanya soal pendidikan gratis, tapi juga bentuk kehadiran negara yang menghargai martabat warganya—khususnya mereka yang selama ini terpinggirkan.