Pojok NTB – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai mematangkan berbagai persiapan menghadapi periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Gubernur NTB, Lalu Muhammad Iqbal, mengatakan bahwa koordinasi lintas sektor menjadi fokus utama untuk memastikan keamanan dan kenyamanan masyarakat, terutama di wilayah destinasi wisata yang diperkirakan tetap menjadi titik konsentrasi warga.
“Hari ini alhamdulillah kami melakukan koordinasi dengan Forkopimda dan seluruh stakeholder di NTB mengenai persiapan untuk Natal dan Tahun Baru,” ujar Iqbal dalam keterangannya di Mataram.
Menurutnya, berdasarkan evaluasi tahun-tahun sebelumnya, pergerakan warga lokal selama libur Nataru tidak terlalu tinggi, namun kunjungan ke sejumlah destinasi wisata justru meningkat. Hal itu membuat daerah tujuan wisata menjadi titik yang paling perlu diantisipasi, terutama terkait potensi bencana alam.
“Jika melihat statistik tahun-tahun sebelumnya, aktivitas warga lokal sebenarnya tidak terlalu melonjak. Yang meningkat justru kunjungan ke destinasi wisata. Karena itu, fokus kita adalah memastikan kesiapsiagaan di kawasan wisata,” jelasnya.
Iqbal menekankan pentingnya penyusunan contingency plan atau rencana kontinjensi sebagai langkah antisipatif, khususnya menghadapi potensi cuaca ekstrem dan bencana yang kerap terjadi pada akhir tahun.
“Kesimpulannya, selain mengantisipasi bencana seperti pada tahun-tahun sebelumnya, kita perlu memberi perhatian khusus pada penyusunan contingency plan jika terjadi bencana di destinasi wisata,” tegasnya.
Untuk mempercepat penyusunan rencana tersebut, Gubernur telah memerintahkan Kepala Dinas Pariwisata NTB untuk menggelar pertemuan khusus dalam satu hingga dua hari ke depan. Pertemuan itu akan melibatkan berbagai pihak terkait dan difokuskan pada penyusunan protokol penanganan bencana, evakuasi, hingga koordinasi informasi di seluruh destinasi wisata, baik untuk wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Dalam satu minggu, contingency plan itu sudah harus selesai,” tegas Iqbal.
Ia berharap bencana tidak terjadi, namun kesiapsiagaan harus tetap diutamakan. “Mudah-mudahan tidak terjadi bencana, tetapi kalau pun terjadi, kita tidak gagap. Kita sudah menyiapkan skenario-skenarionya,” ujarnya.
Pemprov NTB juga memastikan berbagai unsur lapangan seperti Tagana, tim relawan, dan petugas BPBD akan diaktifkan selama periode Nataru. Pemerintah turut melakukan pengecekan terhadap command center di BPBD Provinsi agar koneksinya dengan BPBD kabupaten/kota berjalan optimal.
“Kita tadi juga mengecek command center di BPBD Provinsi agar terkoneksi dengan BPBD kabupaten/kota,” terang Iqbal.
Selain itu, TNI disebut telah menyiapkan mekanisme khusus untuk memperkuat suplai informasi peringatan dini. Dengan adanya dukungan sistem tersebut, pemerintah berharap dapat mendeteksi potensi bencana sejak awal.
“TNI juga sudah menyiapkan mekanisme khusus untuk penyaluran informasi early warning. Dengan begitu kita tidak terlambat mengetahui adanya ancaman bencana,” ucapnya.
Gubernur menutup keterangannya dengan menegaskan kembali pentingnya prediksi yang akurat dan kesiapan terpadu lintas sektor. “Sejak awal kita harus bisa memprediksi jika ada potensi bencana. Deteksi dini adalah kunci,” pungkasnya.











