Menteri Haji Kunjungi NTB, Janjikan Tambahan Kuota dan Perbaikan Layanan Jamaah

Pojok NTB – Menteri Haji dan Umrah (Menhaj) Mochamad Yusuf Hasyim menegaskan komitmen Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) untuk terus memperbaiki pelayanan kepada masyarakat, terutama bagi calon jamaah haji Indonesia. Hal itu disampaikan saat menghadiri perayaan 90 tahun Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) di Anjani, Masbagik, Lombok Timur, Sabtu (12/10/2025).

Dalam kunjungannya yang didampingi Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, Menteri Yusuf mengakui bahwa Kemenhaj sebagai kementerian baru masih terus berbenah dan belajar dari kekeliruan masa lalu untuk meningkatkan kualitas pelayanan haji dan umrah.

“Pelayanan kesehatan bagi calon jamaah kita masih dinilai kurang baik oleh pemerintah Arab Saudi. Begitu juga dengan kuota haji di beberapa daerah yang belum sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Haji,” jelasnya.

Menteri Yusuf menambahkan, kunjungannya ke NTB juga bertujuan untuk memastikan infrastruktur haji di seluruh kantor urusan haji se-Indonesia dalam kondisi baik dan siap melayani masyarakat. Ia juga mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengusulkan kepada DPR RI agar kuota haji daerah didasarkan pada masa tunggu antrean, bukan sekadar jumlah penduduk.

Menurutnya, NTB akan mendapatkan tambahan dua kloter haji dari total sekitar 4.000 calon jamaah. Dengan tambahan itu, masa tunggu haji masyarakat NTB diperkirakan dapat berkurang menjadi sekitar 26 tahun.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Yusuf juga mengingatkan hubungan historis dan spiritual antara dua tokoh besar pendiri organisasi Islam di Indonesia, KH. Hasyim Asy’ari (pendiri NU) dan KH. Zainuddin Abdul Majid (pendiri NW).

“Keduanya sama-sama belajar di Mekkah dan memiliki sanad keilmuan serta pemikiran yang sama. Jadi, tidak perlu dipertentangkan,” pesannya.

Ia juga berpesan kepada pengelola pondok pesantren NWDI agar keturunan dan penerusnya tetap berkhidmat serta mandiri dalam mengelola lembaga pendidikan, termasuk dalam menyusun kurikulum yang relevan dengan zaman.

Sementara itu, Gubernur NTB Dr. Lalu Muhamad Iqbal menilai perjuangan kedua ulama besar itu memiliki kesamaan semangat revolusioner.

“KH. Hasyim Asy’ari dengan revolusi jihadnya dan KH. Zainuddin Abdul Majid dengan revolusi pendidikannya — keduanya adalah pahlawan nasional,” ujarnya.

Gubernur Iqbal menambahkan bahwa kiprah NW selama 90 tahun terakhir telah terbukti melalui ribuan sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia. Ia berharap, kontribusi NW tidak hanya terbatas pada bidang pendidikan dan dakwah, tetapi juga mendorong kemajuan ekonomi umat dan pembangunan sosial di masa depan.