NTB Luncurkan Desa Migran Emas, Cegah TPPO dari Tingkat Desa

Pojok NTB — Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi salah satu daerah pengirim pekerja migran terbesar di Indonesia. Hingga saat ini, jumlah pekerja migran asal NTB sudah mencapai 21 ribu orang, menempatkan NTB di peringkat ketiga secara nasional.

“Namun ini bukan soal peringkat, yang terpenting adalah kebijakan negara terhadap NTB sebagai salah satu daerah pengirim pekerja migran terbesar,” ujar Plt. Kadis Nakertrans Provinsi NTB, Baiq Nelly Yuniarti, saat acara launching Desa Migran Emas di Hotel Lombok Raya, Kamis (11/9/2025).

Baiq Nelly menjelaskan, program Desa Migran Emas akan dikolaborasikan dengan program Pemerintah Provinsi NTB, yakni Desa Berdaya. Hal ini penting karena sumber utama tindak pidana perdagangan orang (TPPO) berawal dari desa.

“Pengentasan dan penanganan pertama itu pasti dari desa. Karena itu, kami melibatkan kepala desa, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas sebagai ujung tombak pengamanan,” tegasnya.

Ia menambahkan, peran kepala desa sangat penting karena proses administrasi awal keberangkatan pekerja migran dimulai dari desa. Kepala desa pula yang pertama kali dapat mendeteksi adanya indikasi TPPO.

Melalui Desa Migran Emas, NTB menargetkan terciptanya ekosistem migrasi yang aman dan berkelanjutan. Program ini juga mendorong lahirnya peraturan desa (Perdes) di seluruh wilayah NTB terkait pekerja migran.

“Harapan kami, setiap desa di NTB memiliki Perdes tentang pekerja migran, sehingga lebih terlindungi dan terhindar dari TPPO,” pungkasnya.