Pojok NTB – Nusa Tenggara Barat (NTB) kembali menegaskan posisinya sebagai pusat pengembangan budaya dan diplomasi internasional. Melalui keikutsertaan dalam CHANDI SUMMIT 2025 di Bali, NTB mendapatkan momentum untuk memperkuat peran budaya, seni, narasi, dan inovasi sebagai sumber penghidupan sekaligus penggerak ekonomi masyarakat.
“Acara besar ini menjadi hentakan semangat untuk terus menyulam dan menggali warisan budaya, seni, serta narasi. Kami ingin menjalin kolaborasi dan membangun inovasi agar potensi lokal NTB lebih mendunia, karena warisan ini berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat,” ujar Lalu Ahim, Kabid Kebudayaan Dikbud NTB.
NTB yang kaya dengan tiga suku besar — Sasak, Samawa, dan Mbojo/Bima — memiliki pusat pelestarian budaya melalui Taman Budaya NTB sebagai episentrum seni tradisi dan modern. Selain itu, Museum Negeri NTB juga berperan penting sebagai pusat informasi sejarah dan peradaban masyarakat NTB.
Museum Negeri NTB bahkan kerap menjadi tujuan kunjungan para diplomat. Pada Jumat, 9 Mei 2025 lalu, sebanyak 38 duta besar dan diplomat mengunjungi museum tersebut untuk melihat langsung kekayaan budaya NTB.
Tak hanya itu, pada 14 Agustus 2025, lembaga Al-Madar Arab Saudi mengajak Museum NTB menjalin kerja sama internasional di bidang riset, pengembangan kapasitas, dan pelestarian warisan budaya, usai sukses dalam ajang Islamic Arts Biennale 2025 di Jeddah.
Kolaborasi juga terus diperluas. Pada 29 Mei 2025, Konsulat Jenderal Australia untuk Bali, Jo Stevens, melakukan kunjungan ke Museum NTB sebagai bagian dari kerja sama dengan Museum and Art Gallery of Northern Territory (MAGNT), Darwin, Australia.
Dengan berbagai langkah tersebut, NTB semakin meneguhkan peran budaya sebagai pintu diplomasi dan sarana memperkenalkan warisan lokal ke kancah internasional.