Pojok NTB – Nasib ribuan petani tembakau di Nusa Tenggara Barat (NTB) kian terjepit. Harga tembakau terus merosot tajam, sementara pemerintah pusat dinilai hanya fokus pada sektor pangan dan mengabaikan komoditas tembakau yang selama ini menjadi penopang ekonomi masyarakat.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi NTB, Muhammad Taufik Hidayat, menegaskan bahwa pemerintah pusat saat ini gencar memberikan bantuan hanya untuk tanaman pangan. Tembakau tidak termasuk karena dianggap sebagai komoditas komersial.
“Pemerintah hanya memberikan bantuan untuk tanaman pangan. Sementara tembakau tidak mendapatkan dukungan apa pun karena dianggap komersial. Dampaknya harga tembakau turun. Dari awal kami sudah menghimbau petani agar jangan menanam tembakau, apalagi ini tahun basah. Tapi keputusan tetap ada pada petani, kami tidak bisa mengintervensi,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa hanya tanaman pangan yang ditetapkan Harga Pokok Penjualan (HPP) oleh pemerintah. Sedangkan untuk tembakau, tidak ada kepastian harga sehingga membuat posisi petani semakin lemah di hadapan pasar.
Kebijakan ini memicu keresahan karena NTB dikenal sebagai salah satu sentra tembakau terbesar di Indonesia. Tanpa adanya perlindungan dan perhatian dari pemerintah, para petani tembakau terancam terus merugi dan kehilangan harapan di tengah biaya produksi yang kian meningkat.