Pojok NTB — Suasana semarak peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia dan HUT ke – 4 Rumah Sakit Mandalika tak hanya diwarnai kegiatan seremonial, tetapi juga diisi dengan edukasi kesehatan. Rumah Sakit Mandalika menggelar seminar bertajuk “Dampak Perkawinan Anak terhadap Kesehatan Mental dan Reproduksi” di Ballroom Aula Kantor Bupati Lombok Tengah, Rabu (13/8/2025).
Wakil Gubernur NTB, Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE., M.IP., menyampaikan bahwa kegiatan seminar kesehatan yang dilaksanakan ini sebagai bentuk kontribusi nyata dengan masih cukup banyak permasalahan perkawinan anak yang cukup tinggi di NTB.
Lebih lanjut, Wagub Ummi Dinda menilai bahwa MoU yang yang ditandatangani oleh 15 Ketua organisasi wanita yang berada di bawah GOW tersebut sebagai bentuk komitmen bersama penekanan terhadap perkawinan anak.
“Kita harapkan dapat Membantu pemerintah dengan, mengedukasi karena
Setiap orang tua mengharapkan yang terbaik untuk anak-anaknya, sehingga anak-anak tidak hanya mencapai prestasi, tetapi mampu meraih cita-citanya sebagai estafet pembangunan daerah di masa yang akan datang,” pungkasnya.
Sementara, Ketua TP-PKK NTB, Sinta Agathia Iqbal, yang menjadi keynote speaker, menegaskan pentingnya kolaborasi seluruh elemen masyarakat dalam mencegah praktik perkawinan anak.
Disebutkan, inilah Momen yang ditunggu atas permasalahan perkawinan anak dan mengajak untuk bergerak secara spesifik untuk menyelesaikannya karena perkawinan anak menjadi posisi pertama di NTB,.
“Kita harapkan 5 tahun kedepan posisi NTB tidak masuk dan keluar dari 3 besar tingkat perkawinan anak di NTB,” ungkapnya.
Ia mengajak untuk bergandengan tangan bersama-sama menyelesaikan permasalahan perkawinan anak termasuk para pelajar yang hadir.
“Anak-anak yang hadir disini menjadi duta perkawinan anak, agar bisa memberikan edukasi dengan teman-temannya dengan caranya sendiri dalam memberikan pemahaman akan umur maksimal baru bisa menikah,” tutupnya.
Sebelumnya, Direktur Rumah Sakit Mandalika, dr. Oxy Cahyowahyuni, Sp.EM., FICEP., FISQua., dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini juga dirangkaikan dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara TP-PKK NTB dan Ketua BKOW NTB, Hj. Indah Dhamayanti Putri dan 15 organisasi perempuan di NTB terkait pencegahan perkawinan anak.
“Perkawinan anak adalah permasalahan serius yang memerlukan perhatian bersama. Dampaknya tidak hanya pada kesehatan mental, tetapi juga pada kesehatan reproduksi dan perkembangan psikologis remaja. Melalui sosialisasi dan edukasi seperti ini, kita berharap dapat menciptakan generasi dengan fisik, mental, emosional, dan kesejahteraan yang lebih baik,” ujar dr. Oxy.
Ia menambahkan, faktor pendorong terjadinya perkawinan anak antara lain budaya patriarki dan tradisi di daerah, yang perlu diubah melalui pemahaman dan kesadaran kolektif.
Seminar ini menghadirkan para narasumber dari kalangan tenaga medis dan praktisi kesehatan, yang membedah berbagai risiko perkawinan anak serta strategi pencegahannya. Melalui kegiatan ini, diharapkan kesadaran masyarakat semakin meningkat demi terwujudnya generasi yang sehat dan cerdas.