
Pojok NTB — Pojok NTB bersama Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6 akan menggelar Mimbar Bebas 100 Hari Iqbal-Dinda pada 1 Juni 2025, di Tuwa Kawa Coffee Roastery. Acara ini merupakan ruang terbuka bagi publik untuk menyuarakan pandangan, kritik, maupun apresiasi atas 100 hari pertama kepemimpinan Gubernur Lalu Muhamad Iqbal dan Wakil Gubernur Indah Dhamayanti Putri.
“Mimbar ini bukan untuk menjatuhkan, tapi untuk mengingatkan agar kekuasaan tetap berpijak pada rakyat,” kata Admin Pojok NTB, M. Fihiruddin, Senin (26/5/2025).
Fihir menekankan bahwa 100 hari merupakan masa awal evaluasi terhadap arah kebijakan dan gaya kepemimpinan pasangan Iqbal–Dinda. Dalam konteks demokrasi partisipatif, suara masyarakat sangat penting untuk didengar.
“Jika pemimpin tak mau mendengar suara rakyat di hari ke-100, maka ia akan tunarungu di hari ke-1000,” ujarnya tajam.
Fihir menjelaskan bahwa Mimbar Bebas ini terbuka untuk siapa saja, baik yang ingin menyampaikan kritik, memberi dukungan, maupun menyuarakan pandangan netral. Acara juga akan disiarkan langsung melalui Talenta FM.
“Mimbar ini menjadi panggung yang setara bagi semua suara. Setiap aspirasi punya hak untuk didengar,” tambahnya.
Direktur Mi6, Bambang Mei Finarwanto atau Didu, menambahkan bahwa Mimbar Bebas seharusnya tidak dilihat sebagai ancaman, melainkan sebagai bentuk cermin sehat bagi pemimpin daerah.
“Seratus hari pertama bukan masa bulan madu, tapi masa publik membuka mata. Jika pemimpin meminta waktu tanpa kritik di awal jabatan, bisa jadi ia ingin bekerja tanpa kontrol,” tegas Didu.
Fihir menutup dengan harapan bahwa respons Iqbal–Dinda terhadap suara publik dalam Mimbar Bebas ini akan mencerminkan sikap terbuka dan kesiapan untuk melakukan koreksi dini jika diperlukan.
“Tak akan ada perubahan tanpa keberanian untuk bicara. Dan Mimbar Bebas ini adalah ruangnya,” pungkasnya.