
Pojok NTB – Penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Lombok Tengah memasuki fase yang mengkhawatirkan. Kepala Dinas Kesehatan Lombok Tengah, H. Suardi, menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya jumlah kasus di daerah ini.
“Saya sepakat dengan Bu dr. Oxy, Direktur RS Mandalika. Memang kasus HIV/AIDS di Lombok Tengah cukup mengkhawatirkan,” ujar Suardi saat dihubungi via telepon pada Selasa (27/05/2025).
Menurutnya, upaya pencegahan terus dilakukan melalui berbagai jalur, termasuk Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dan peran aktif tenaga kesehatan. Para petugas medis juga diwajibkan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk meminimalkan risiko penularan, terutama saat menangani pasien atau ibu hamil yang terinfeksi.
“Melalui puskesmas, kita aktif melakukan edukasi karena banyak juga kasus yang menular pada ibu hamil. Jadi tenaga kesehatan wajib memakai APD,” jelasnya.
Untuk menekan angka penularan, Dinas Kesehatan juga mengedepankan pendekatan edukatif dan religius. Strategi pencegahan yang dikenal dengan metode ABCD terus digencarkan, yaitu:
• A: Abstinence (tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah),
• B: Be faithful (setia pada pasangan),
• C: Condom (menggunakan kondom), dan
• D: Don’t use drugs (tidak menggunakan narkoba, terutama dengan jarum suntik).
Selain itu, pendekatan berbasis nilai-nilai agama juga dianggap penting dalam membangun kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan menjauhi perilaku berisiko.
Pihak Dinas Kesehatan berharap masyarakat bisa berperan aktif, tidak hanya dengan menjaga perilaku pribadi, tapi juga mendukung mereka yang hidup dengan HIV/AIDS tanpa stigma dan diskriminasi.