Pemprov NTB: Pertumbuhan Ekonomi di Luar Tambang Capai Lebih dari 5 Persen

Ilustrasi uang (Canva)
Ilustrasi uang (Canva)

Pojok NTB – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov NTB) merespons sorotan tajam terhadap capaian pertumbuhan ekonomi daerah yang anjlok hingga minus 1,47 persen pada triwulan I tahun 2025. Posisi NTB tercatat sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi terendah kedua secara nasional, hanya sedikit lebih baik dari Papua Tengah.

Menurut Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) NTB, Yusron Hadi, kontraksi ini terjadi akibat turunnya produksi tambang hingga 30 persen. Ia menegaskan bahwa sektor tambang merupakan penyumbang terbesar kedua dalam struktur ekonomi NTB setelah pertanian.

“Kalau produksi tambang turun, pertumbuhan ekonomi kita memang cenderung ikut menurun. Ini karena sejak 31 Desember 2024 izin ekspor dihentikan, dan saat ini smelter masih dalam tahap uji coba,” jelas Yusron, Senin (26/5).

Namun di balik penurunan itu, Yusron menegaskan bahwa kondisi ekonomi NTB di luar sektor tambang justru menunjukkan tren positif.

“Kalau sektor tambang dikeluarkan, pertumbuhan ekonomi kita di triwulan I 2025 sebenarnya lebih dari 5 persen,” ungkapnya.

Ia juga optimistis pertumbuhan akan membaik pada triwulan II seiring dengan mulai berjalannya proyek-proyek infrastruktur pemerintah, optimalisasi kegiatan MICE, serta pelaksanaan berbagai event nasional dan internasional di NTB.

“Intervensi program-program pemerintah termasuk untuk UMKM juga sudah mulai berjalan. Kami yakin pertumbuhan ekonomi di luar tambang akan terus menunjukkan tren positif,” tegasnya.

Yusron menambahkan, sektor konstruksi dan ekonomi kerakyatan akan menjadi penggerak baru yang menopang pemulihan ekonomi NTB ke depan. Ia meminta masyarakat tidak hanya melihat dari satu sisi, sebab dinamika pertumbuhan ekonomi NTB sangat dipengaruhi oleh pergerakan sektor tambang yang fluktuatif dan tidak sepenuhnya berada di bawah kendali pemerintah daerah.

Dengan berbagai langkah yang sedang diupayakan, Pemprov NTB optimistis mampu membalikkan tren negatif ini dan menghadirkan pertumbuhan ekonomi yang lebih sehat dan inklusif dalam waktu dekat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *