Ahli Pidana Desak Polda NTB Transparan di Kasus Kematian Brigadir Nurhadi di Gili Trawangan 

banner 120x600
banner 468x60

POJOKNTB.com – Kasus kematian Brigadir Muhammad Nurhadi, anggota Bidang Propam Polda NTB, di sebuah hotel di kawasan wisata Gili Trawangan, Lombok, Nusa Tenggara Barat, mengundang sorotan publik. Ahli pidana dari Universitas Mataram, Syamsul Hidayat, menyebut ada sejumlah kejanggalan dalam kasus ini dan meminta Polda NTB bersikap terbuka serta transparan kepada masyarakat.

 

banner 325x300

Brigadir Nurhadi ditemukan meninggal dunia di kolam renang pribadi hotel tempat ia menginap. Namun, kondisi kolam yang dinilai dangkal menimbulkan tanda tanya besar, mengingat korban merupakan anggota polisi yang telah lulus seleksi ketat, termasuk kemampuan berenang.

 

“Dari sudut pandang kriminologi, lokasi kematian di kolam pribadi yang dangkal menimbulkan pertanyaan. Seorang anggota polisi, apalagi dari Propam, tentunya memiliki kemampuan berenang. Ini janggal,” ujar Syamsul kepada media, Kamis (1/5/2025).

 

Autopsi Penting untuk Ungkap Penyebab Kematian Brigadir Nurhadi

 

Syamsul Hidayat menegaskan bahwa autopsi adalah langkah penting dalam mengungkap penyebab pasti kematian Brigadir Nurhadi. Hal ini sesuai dengan Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 6 Tahun 2019 tentang Manajemen Penyidikan Tindak Pidana.

 

“Dalam kasus kematian yang tidak wajar, autopsi wajib dilakukan. Ini bagian dari metode Scientific Crime Investigation (SCI) untuk memastikan apakah korban meninggal karena kehabisan napas, dicekik, atau akibat benda tumpul,” jelasnya.

 

Proses ekshumasi atau pembongkaran makam Brigadir Nurhadi telah dilakukan pagi tadi untuk kepentingan autopsi.

 

Ahli Minta Polda NTB Transparan Sampaikan Hasil Autopsi

 

Syamsul juga menekankan pentingnya keterbukaan dari pihak Polda NTB terhadap hasil penyelidikan maupun penyidikan, termasuk hasil autopsi. Menurutnya, transparansi adalah bentuk akuntabilitas kepolisian dan dapat meredam spekulasi serta kecurigaan publik.

 

“Polda NTB harus terbuka. Sampaikan ke publik hasil penyelidikan dan autopsi secara jelas agar masyarakat tidak berspekulasi liar,” katanya.

 

Ia mengimbau publik untuk menunggu hasil resmi autopsi sebagai dasar ilmiah dalam mengungkap penyebab kematian Brigadir Nurhadi secara objektif.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *