Penyerangan Polsek Kayangan Dipicu Dugaan Polisi Minta Duit

Ayah RW, Nasruddin
Ayah RW, Nasruddin
banner 120x600
banner 468x60

KORANNTB.comPolsek Kayangan Lombok Utara diserang massa pada Senin malam, 17 Maret 2025. Kendaraan yang terparkir di halaman Polsek Kayangan ikut dibakar massa. Jendela dan pintu Polsek ikut dihancurkan massa.

Penyerangan tersebut dipicu kasus dugaan pencurian HP oleh RW. Saat itu seorang warga berinisial RW berbelanja di sebuah ritel modern dekat patung kuda Lombok Utara.

banner 325x300

Ada dua versi kejadian. Versi pertama, RW mengambil HP kasir dan meletakan dalam kantong belanjaannya. Kemudian kasir melaporkan kasus tersebut ke Polsek Kayangan disertai bukti rekaman CCTV.

Versi kedua RW tidak sengaja mengira HP itu adalah miliknya dan membawa pulang. Sampai di rumah, pemilik HP menghubunginya dan dia berjanji akan mengembalikannya. Namun keburu diviralkan sehingga polisi mengamankannya.

RW sempat diperiksa polisi dan kasusnya berjalan melalui mediasi. HP milik karyawan ritel modern telah dibalikan, namun ada dugaan polisi meminta sejumlah uang kepada RW yang menyebabkan RW depresi dan mengakhiri hidupnya dengan gantung diri.

Ayah RW, Nasruddin bahkan merasa anaknya bukan bunuh diri, melainkan dibunuh secara mental oleh oknum polisi.

“Anak kami tidak bunuh diri, tapi dibunuh mentalnya oleh oknum aparat itu,” ujar Nasruddin.

Dia mengatakan anaknya tidak sengaja mengambil ponsel di ritel modern karena mirip dengan miliknya. RW kemudian dengan pihak korban berdamai dan difasilitasi oleh Polsek Kayangan. Bahkan pihak keluarga menyerahkan uang damai Rp2 juta.

Namun meskipun kasus tersebut telah selesai, oknum polisi masih mengancam RW akan dipidana tujuh tahun penjara dan denda Rp90 juta.

“RW sempat bercerita bahwa ia diminta menyerahkan Rp 15 juta, lalu naik menjadi Rp 90 juta, atau dipenjara selama tujuh tahun,” ujarnya.

Nasruddin mengatakan anaknya mengalami depresi akibat tekanan dari oknum polisi tersebut.

“Anak saya bahkan pernah mengatakan, lebih baik mati atau dipenjara seumur hidup daripada harus mengakui hal yang tidak saya lakukan,” katanya.

RW dikenal sebagai anak yang baik oleh warga setempat. Dia merupakan seorang ASN dan sering mengimani salat jamaah.

RW pernah menjadi TKI ke luar negeri untuk modal kuliah. Dia pernah meraih beasiswa dari kampus di Malang. Dia pernah berjualan es teh keliling untuk menopang hidup keluarga, sebelum diterima menjadi ASN dan bekerja di staf teknis Dinas PUPR Lombok Utara.

Kabid Propam Polda NTB, Kombes Pol Dedy Darmawansyah yang dikonfirmasi media tidak menjawab.

Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol Mohammad Kholid mengatakan polisi masih menyelidiki motif penyerangan tersebut dan belum dapat memberikan informasi ke media.

“Terkait motifnya masih dilakukan pemeriksaan,” ujarnya.

Sebelumnya Kapolda NTB, Irjen Pol. Hadi Gunawan turun langsung ke TKP pasca kejadian. Dia belum dapat menyimpulkan penyebab penyerangan itu.

“Masih di TKP. (Kronologis penyerangan) masih diselidiki,” ujarnya.

banner 325x300