Indeks

Remaja Rentan Terjebak Hubungan toxic, Ini Kata Pakar

Remaja Rentan Terjebak Hubungan toxic, Ini Kata Pakar

Pojok NTB – Direktur RS Mandalika Lombok Tengah, Dr. Oxy Tjahjo Wahjuni, mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap hubungan toxic (toxic relationship) di kalangan remaja, karena dampaknya bisa sangat serius dan berjangka panjang.

“Toxic relationship pada remaja bisa sangat berbahaya dan mempengaruhi masa depan mereka,” ujar Dr. Oxy.

Remaja yang terjebak dalam hubungan toxic, menurutnya, rentan mengalami penurunan harga diri, stres, depresi, hingga trauma. Mereka juga bisa kehilangan kemampuan untuk mengenali batasan diri dan memahami makna hubungan yang sehat.

“Penting bagi remaja untuk mengenali tanda-tanda hubungan toksik, seperti manipulasi, kekerasan emosional atau fisik, serta kurangnya rasa hormat,” jelasnya.

Dr. Oxy menekankan bahwa peran keluarga, teman, dan konselor sekolah sangat penting dalam membantu remaja keluar dari lingkungan yang tidak sehat. Ia juga menambahkan bahwa remaja perlu memiliki batasan dalam menjalin pertemanan atau hubungan, namun tetap terbuka terhadap interaksi sosial yang positif.

“Batasan itu penting untuk membantu mereka membuat keputusan—mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Untuk itu, remaja harus memiliki landasan agama, moral, dan kepribadian yang kuat,” tegasnya.

Ia juga menyebutkan bahwa edukasi mengenai toxic relationship harus dimulai sejak usia anak-anak dan remaja. Ciri-ciri relasi yang toxic, lanjutnya, bisa dikenali dari perilaku seperti kurang empati, manipulatif, suka mengontrol, tidak menghargai, gaslighting, serta kekerasan mental dan verbal.

“Biasanya, kita bisa merasa ada ketidakseimbangan dalam relasi itu—kita memberi empati tapi tidak mendapatkannya kembali,” tutup Dr. Oxy.

Dengan pemahaman yang tepat dan dukungan lingkungan, remaja diharapkan bisa membangun hubungan yang sehat, saling menghargai, dan positif untuk masa depan mereka.

Exit mobile version